Pengaruh penambahan gas hidrogen terhadap peningkatan gas metan (ch4) pada proses dekomposisi sampah organik
P Pengaruh penambahan gas hidrogen terhadap peningkatan gas metan (CH4) pada proses dekomposisi sampah organik yang dilakukan di WorkShop Teknik Lingkungan Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik sampah organik (sayur) dan pengaruhnya terhadap penambahan gas hidrogen (H2) dengan sistem anaerob pada produksi gas metan, dan kondisi optimum proses pembentukan gas metan dengan menggunakan tiga variasi dosis penambahan gas hidrogen. Pada reaktor RH1 penambahan gas H2 sebanyak 900 L, reaktor RH2 sebanyak 1800 L, reaktor RH3 sebanyak 2700 L. Analisis karakteristik sampah organik meliputi analisis fisik dan kimia. Analisis fisik berupa komposisi sampah dan densitas sampah. Komposisi sampah merupakan persentase dari jenis sampah yang digunakan. Analisis kimia sampah yang diukur adalah kadar air, C/N rasio, dan Volatile Solid (VS) yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan Universitas Trisakti. Pengukuran pH, suhu, dan kelembaban dilakukan setiap hari dan sore hari. Untuk pengukuran ph menggunakan pH meter, untuk pengkuruan suhu menggunakan thermometer dan untuk pengukuran kelembaban dilihat pada humiditymeter, ketiganya terdapat pada rangkaian reaktor. Pengukuran gas metan menggunakan metode Gas Chromatography yang diuji di Laboratorium Rekayasa Produk Kimia dan Bahan Alam, Universitas Indonesia. Hasil analisis laboratorium didapatkan nilai kadar air sebesar 78,2%, kadar VS sebesar 33%, nilai C/N rasio sebesar 24, dan densitas sampah 230 kg/m3. Karakteristik sampah organik tersebut masih dalam kisaran optimum dalam dekomposisi sampah secara anaerob.Nilai pH dan suhu bahan dengan adanya penambahan gas hidrogen selama penelitian masih dalam kondisi optimum untuk proses dekomposisi sampah organik secara anaerob. Dalam waktu 55 hari proses dekomposisi dengan variasi penambahan bioaktivator, pH bahan berkisar antara 5,75 – 7,5, suhu bahan berkisar antara 32˚C – 36˚C, dan kelembaban bahan berkisar antara 32,5% – 70%. Namun kelembaban pada semua reaktor belum memenuhi kisaran optimum dalam proses dekomposisi sampah organik secara anaerob hal ini ditandai dengan kelembaban bahan pada semua reaktor mencapai 32,5%. Berdasarkan hasil analisis gas dari laboratorium, produksi biogas terbesar pada pengukuran hari ke 39 terlihat bahwa volume biogas pada reaktor RH2 adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 28,2% dengan jumlah penambahan gas hidrogen sebanyak 1,8 m3, dan kondisi parameter seperti pH adalah 7, suhu 36°C, dan kelembaban 50%. Dari hasil perhitungan 𛼠yang merupakan persentase gas H2 yang bereaksi menghasilkan CH4, maka nilai 𛼠reaktor RH2 adalah yang paling besar dengan nilai 0,2261 dengan kecepatan reaksi∆C ∆t = 8,0594 x 10−4 Kg mol Hari
T The organic waste decomposition process by adding hidrogen gas in order to raise methane gas (CH4) is done in Environmental Engineering Workshop of Trisakti University, Grogol District, West Jakarta, this study aims to know and to analyse the characteristics of organic waste (vegetables) and the effect by adding hidrogen has (H2) towards methane gas production in an anaerobic system, and also the optimum condition of methane gas production by adding hidrogen gas in 3 different doses. The amount of hidrogen gas added in RH1 reactor is 900 L, 1800 L for RH2 reactor, and 2700 L for RH3 reactor. The characteristics of organic waste are analysed physically and chemically. Physical analysis includes waste composition and density. Waste composition is the precentage of the kind of waste that has been used. Moisture content, C/N ratio, and Volatile Solid (VS) are measured and analysed chemically in Environmental Laboratory of Trisakti University. The pH, temperature, and humidity are measured every day and noon. The pH levels are measured using pH meters, temperature measurement using thermometer, and humidity meter for measuring humidity where they are all placed in each series of reactors. Methane gas production is measured using a Gas Chromatography Method, which was examined in the Laboratory of Chemical Product and Natural Matter Engineering of Indonesia University. The laboratory results show 78,2% for moisture content, 33% for VS, 24 for C/N ratio, and 230 kg/m3 for waste density. The characteristics of organic waste is still optimum in an anaerobic process of decomposition. The pH level and the material temperature when hidrogen gas is added during the experiment is still in an optimum condition for this anaerobic organic waste decomposition. Within 55 days of decomposition process with different doses of bioactivator addition, the pH range of the material is about 5,75 – 7,5, temperature is about32˚C – 36˚C, and humidity 32,5% - 70%. Nevertheless, the humidity from all of the reactors has not yet met the optimum range at that time in the anaerobic process of organic waste decomposition and it is shown the humidity of all the reactors only reached 32,5%. Based on the laboratory result, biogas production shows the highest in day 39 and that RH2 reactor has the highest with a precentage of 28,2% from the hidrogen gas addition 1,8 m3, and parameter conditions such as pH is 7, temperature 36°C, and humidity 50%. The 𛼠calculation in RH2 is the highest with a result value 0,2261 and the reaction velocity ∆C ∆t = 8,0594 x 10−4 Kg mol day .