Analisis yuridis terhadap kedudukan anak Astra sebagai ahli waris dalam waris Adat Bali (studi Putusan Mahkamah Agung No. 3258K/PDT/2015)
H Hukum Waris Adat tidak mengenal legitime portie (bagian mutlak) tetapi hukum waris adat menetapkan persamaan hak yang dilakukan oleh orang tuanya dalam proses penerusan harta benda atas dasar kerukunan pada proses pelaksanaannya, dalam Hukum Adat Bali, anak luar kawin dianggap sebagai anak kandung apabila dirawat dan dibesarkan oleh orang tua, yang anak tersebut berasal dari kasta Brahmana dan disebut sebagai Anak Astra. Sehingga, penerusan harta benda terhadap Anak Astra dilakukan secara hibah wasiat. Skripsi ini mengangkat putusan Pengadilan Negeri No. 46/Pdt.G/2014/PN.MTR, Pengadilan Tinggi No. 59/Pdt/2015/ PT.MTR, Mahkamah Agung No. 3258 K/Pdt/2015. Pokok Permasalahan dalam penelitian ini: 1) Siapakah Ahli Waris yang sah atas harta warisan Almarhum Ida Nyoman Rai Tegeg dan Ida Ayu Putu Rupi menurut Hukum Waris Adat Bali 2) Bagaimana kedudukan I Wayan Tantri, I Made Tantra, dan I Ketut Mandra terhadap harta warisan Almarhum Ida Nyoman Bagus menurut Hukum Waris Adat Bali 3) Apakah Putusan Mahkamah Agung Nomor 3258 K/PDT/2015 mengenai pembagian warisan Almarhum Ida Nyoman Rai Tegeg dan Ida Ayu Putu Rupi sudah sesuai dengan Hukum Waris Adat Bali Penelitian ini merupakan penelitian normatif, menggunakan data sekunder yang di analisis secara kualitatif dan disimpulkan dengan metode deduktif. Hasil penelitian: 1) yang menjadi ahli waris terhadap Harta Warisan Ida Nyoman Rai Tegeg dan Ida Ayu Putu Rupi adalah Ida Bagus Alit, Ida Nyoman Bagus, Ida Made Keninten; 2) kedudukan I Wayan Tantri, I Made Tantra, I Ketut Mandra dalam harta warisan Ida Nyoman Bagus adalah sah menjadi ahli waris;3) Putusan Mahkamah Agung Nomor 3258 K/PDT/2015 mengenai pembagian warisan Almarhum Ida Nyoman Rai Tegeg dan Ida Ayu Putu Rupi sudah tepat.