Hubungan antara kadar debu total terhadap kesehatan pekerja pada lingkungan kerja Pabrik Semen, di Cilacap, Jawa Tengah
P PT. Semen Cibinong Tbk Pabrik Cilacap mulai berproduksi pada tahun 1977 dengan kapasitas semen sebesar 850.000 ton per tahun. Mulai tahun 1997 kapasitasnya menjadi sekitar 4,1 juta ton. Proses pembakaran merupakan proses inti dalam pembuatan semen. Gas buang dari proses ini selain mengandung debu juga berpotensi menghasilkan gas toksik hasil pembakaran seperti NO dan SO.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar debu total di lingkungan kerja pabrik semen, sehingga didapatkan suatu gambaran bagaimana hubungan kadar debu total di udara ambien dalam lingkungan pabrik semen dapat berpengaruh terhadap kesehatan para karyawan (terutama gangguan saluran pernafasan).Waktu penelitian adalah antara tanggal 6 December 1998 sampai dengan 9 Desember 1998 dan 4 Januari 1999 sampai dengan 11 Januari 1999. Tempat penelitian adalah PT. Semen Cibinong Tbk, Pabrik Cilacap, Jawa Tengah.Pengumpulan data dibagi menjadi pengumpulan data primer dan sekunder. Untuk pengumpulan data primer ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data kualitas udara dan data responden. Data responden diperoleh dengan melakukan kuesioner tentang status kesehatan para karyawan berdasarkan kuesioner baku dari American Thoracic Society. Pengumpulan kadar debu ini dilakukan menggunakan alat High Volume Sampler (HVS) dengan metode gravimetri. Data kualitas udara dan hasil wawancara diolah dengan menggunakan program SPSS.Hasil dari penelitian ini adalah karyawan yang menderita gejala gangguan saluran pemapasan sebanyak 59 orang (53,6 %), sedarigkan sisanya tidak menderita gejala gangguan saluran pemapasan sebanyak 51 orang (46,4 %). Data kualitas udara yang diperoleh dari hasil sampling pada lokasi packing site adalah 13,2 mg/m, pada lokasi cement mill adalah 14,7 mg/m3. Hasil itu menunjukkan bahwa kadar debu pada kedua ruangan tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan nilai ambang batas yang diperbolehkan yaitu 10 mg/m3. Sedangkan pada lokasi SDM diperoleh kadar debu sebesar 0,144 mg/m', titik UDA diperoleh kadar debu sebesar 0,0862 mg/m', dan pada titik PPS diperoleh data 0,0851 mg/m' .Pada lima lokasi sampling terdapat 4 lokasi yang menggunakan alat pengendali kualitas udara dan satu lokasi tidak menggunakan alat pengendali kualitas udara yaitu lokasi SDM. Lokasi packing site dan cement mill menggunakan alat pengendali electrostatic precipitator, sedangkan lokasi UDA dan PPS menggunakan AC sebagai alat pengendali kualitas udara.Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain adalah ada hubungan bermakna antara kadar debu total dengan keluhan gangguan saluran pemapasan pada pekerja di PT Semen Cibinong, Tbk. Pabrik Cilacap. Jenis pekeqaan sangat berpengaruh terhadap kemungkinan seseorang untuk dapat terkena gangguan saluran pemapasan. Adanya alat pengendali kualitas udara dalam suatu ruangan sangat berpengaruh terhadap kesehatan peke a. Resiko seorang peke;ja untuk terkena gangguan saluran pemapasan adalah sebesar 3,5 kali.Saran-saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya pada setiap ruangan dipasang alat pengontrol kualitas udara seperti local exhaust, AC. Penggunaan alat pelindung diri dari debu pada setiap pekerja seperti masker, sarung tangan dan sepatu boot harus lebih diaktifkan.