Efektivitas antibakteri kitosan dengan derajat deasetilasi dan konsentrasi yang berbeda terhadap staphylococcus aureus (in vitro)
K Kitosan merupakan senyawa yang berasal dari proses ektraksi kitin yangberasal dari cangkang hewan laut seperti krustasea,serangga dan jamur. Kitosanmemiliki peran dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme, termasukmikroorganisme patogen didalam mulut seperti Staphylococcus aureus.Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif, tersusun dalamkelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur. Staphylococcusaureus dalam mulut dapat menyebabkan infeksi fasial, periapikal atau periodontalabses dan denture sore mouth. Penelitian ini dilakukan untuk mengujikeefektivitas antibakteri yang terkandung dalam kitosan yang dapat menghambatlaju pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada masing-masing kelompokderajat deasetilasi (89% dan 93%) dan konsentrasi (0,25%, 0,5%, 0,75%, 1% dan1,25%) diinkubasi selama 1x24jam dengan menggunakan teknik cakram. Hasilpenelitian menunjukan terbentuknya zona hambat pertumbuhan Staphylococcusaureus oleh kitosan pada masing-masing kelompok derajat deasetilasi dankonsentrasi. Pada DD 89% zona hambat terbesar pada konsentrasi 1% dengandiameter 15mm dan zona hambat terkecil pada konsentrasi 0,25% dengandiameter 11mm. Sedangkan pada DD 93% zona hambat terbesar terjadi padakonsentrasi 1% dengan diamter 15,3mm dan zona hambat terkecil berdiameter13,3mm pada konsentrasi 1,25%. Untuk zona hambat pada derajat deasetilasiberbeda menunjukkan adanya sedikit perbedaan zona hambat, meskipun secarastatistk menunjukan perbedaan yang tidak bermakna.
C Chitosan is a compound which is obtained by exctraction of chitin fromshells of ocean creatures such as crutaceans, insects and also plants such asfungus. Chitosan plays a key role in inhibiting the growth of harmfulmicroorganisms including Staphylococcus aureus, a bacteria which resides in ourmouth. This is a positive gram bacteria, that bacteria have a irregular structurelooks like a grape. Staphylococcus aureus causes facial, periapical or peridontalabses and denture sore mouth. This research was carried out to test theeffectiveness of antibacterial activity of chitosan which inhibits the growth ofStaphylococcus aureus. These bacterias were observed at different degrees ofdeacetylation (89% and 93%) with concentrations (0,25%, 0,5%, 0,75%, 1% and1,25% of chitosan) and were incubated for 24 hours using disc method. The resultof this research showed inhibition zones where Staphylococcus aureus did notgrow in several degree of deacetylation and concentrations. At 89% degree ofdeacetylation the biggest zone formed was found in the disc containing 1%concentration of chitosan, forming 15mm of inhibition zone while the smallestone was found in 0,25% concentration with 11mm of inhibition zone. While in thecase of 93% degree of deacetylation, the biggest inhibition zone formed in thedisc containing 1% of chitosan concentration, forming slightly larger 15.3mm andthe smallest being 13,3mm at 1,25% of chitosan concentration. Other inhibitionzones at different deacetylation degrees showed small differences eventhoughstatistically they weren't significant.