Perencanaan teknis pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kec. Cakung Jakarta Timur
S Salah satu masalah perkotaan yang dihadapi saat ini adalah timbulan sampah hasil dari kegiatan rumah tangga, industri dan jasa terus meningkat, sehingga dibutuhkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Kecamatan Cakung mempunyai lahan tanah terluas di Kotamadya Jakarta Timur yaitu mencapai 42,47 Km2 dengan jumlah penduduk pada awal tahun 2009 ± 248.327 jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah serta merencanakan pengumpulan dan pengangkutan sampah yang lebih efektif dan efisien. Metode yang digunakan untuk memproyeksikan timbulan sampah pada tahun mendatang yaitu diperkirakan sesuai dengan kecenderungan tingkat aktivitas dan produktivitas industri serta income per kapita penduduk. Berdasarkan data Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan Cakung, total timbulan sampah di Kecamatan Cakung awal tahun 2009 sebesar 816 m3/hari dan yang terangkut sebesar 715 m3/hari, sehingga tingkat pelayanan di Kecamatan Cakung sebesar 87,62%. Untuk wilayah permukiman timbulan sampah sebesar 737 m3/hari dan yang terangkut sebesar 636 m3/hari dengan laju timbulan sampah 2,97 liter/orang/hari. Periode perencanaan direncanakan untuk 10 tahun mendatang hingga tahun 2019 yang dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu Tahap I (Tahun 2012) tingkat pelayanan sebesar 87,62%, pada Tahap II (Tahun 2015) tingkat pelayanan naik sebesar 5% menjadi 92,62%, dan pada Tahap III (Tahun 2019) tingkat pelayanan meningkat lagi sebesar 5% menjadi 97,62%. Pemilahan direncanakan dilakukan di sumber dengan membedakan sampah organik dan anorganik. Alat pengumpul dan alat pengangkut sampah juga telah dirancang untuk mendukung kegiatan pemilahan. Pola pengumpulan sampah untuk permukiman dengan rumah permanen menggunakan pola individual langsung dan pola individual tidak langsung. Untuk permukiman dengan rumah semi permanen dan non permanen menggunakan pola komunal tidak langsung dan pola individual tidak langsung. Untuk non permukiman menggunakan pola individual tidak langsung. Sampah yang telah terkumpul dari pola individual langsung dibawa ke PDUK Cacing, sedangkan sampah yang terkumpul dari pola individual tidak langsung dibawa ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pulogebang.
O One of the problems of urban areas that were dealt with at this time is generation solid waste of results of the domestic activity, the industry and the service of continuing to increase, so as to be needed by the better waste management. Sub District of Cakung has widest area in East Jakarta Municipal that reached 42,47 Km2 by total population about 248.327 people in early 2009. Purpose of this study to evaluates condition of solid waste management system, and plans to collects and transport the solid waste which more effective and more efficient. The method that was used to projection generation waste in the forthcoming year that is estimated in accordance with the level trend of the activity and the productivity of the industry as well as income per capita the inhabitants. Based on data from Cleaning Departement Section of Cakung Sub District, in early 2009, total of generation solid waste in Sub Distict Cakung equal to 816 m3/day, and which can be transported is 715 m3/day, so service level in Sub District Cakung is 87,62%. To residence region generation solid waste is 737 m3/day, and which can be transported is 636 m3/day with rate generation solid waste equal to 2,97 liter/people/day. Selected management planning is Alternative I. Planning period is planned for 10 years in future until year 2019 which devided into 3 (three) phase, that is Phase I (year 2012) by service level is 87,62%, in Phase II (year 2015) service level is rise 5% become 92,62%, and in Phase III (year 2019) service level rise again amount 5% become 97,62%. Planned sorting is conducted in source. The sorting was planned was carried out in the source by distinguishing the organic and inorganic waste. The collector's implement and the implement of the waste carrier were also drafted to support the sorting activity. Solid waste collecting system in the settlement with the permanent house using direct individual system and indirect individual system. For the settlement with the permanent house and non permanent using indirect communal system and individual indirect system. For non-residence is using the individual indirect system. Collected solid waste from direct individual system is brought to TPST. Location to integrated rubbish management which planned is TPST Pulogebang