Penyeimbangan lini trimming dengan metode heuristic line balancing untuk meningkatkan efisiensi lini dan minimasi biaya antrian lini trimming di PT. Nusa Cendana Harum
					 
					
					 
					
Penerbit : FTI - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1994
Pembimbing 1 : Dorina Hetharia
Subyek : Industrial management;Production process
Kata Kunci : trimming line balancing, heuristic line balancing method, line efficiency, trimming line queuing cos
Status Posting : Published
Status : Tidak Lengkap
| No. | Nama File | Hal. | Link | 
|---|---|---|---|
| 1. | 1994_TA_STI_06390008_Halaman-Judul.pdf | ||
| 2. | 1994_TA_STI_06390008_Lembar-Pengesahan.pdf | 1 | |
| 3. | 1994_TA_STI_06390008_Bab--1_Pendahuluan.pdf | 6 | |
| 4. | 1994_TA_STI_06390008_Bab-2_Landasan-Teori.pdf |  | |
| 5. | 1994_TA_STI_06390008_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf |  | |
| 6. | 1994_TA_STI_06390008_Bab-4_Pengumpulan-dan-Pengolahan-Data.pdf |  | |
| 7. | 1994_TA_STI_06390008_Bab-5_Analisis-Pemecah-Masalah.pdf |  | |
| 8. | 1994_TA_STI_06390008_Bab-6_Kesimpulan-dan-Saran.pdf | 20 | |
| 9. | 1994_TA_STI_06390008_Daftar-Pustaka.pdf | 17 | |
| 10. | 1994_TA_STI_06390008_Lampiran.pdf |  | 
D Dewasa ini industri manufaktur assembly khususnya karoseri mobil berkembang semakin pesat. Hal ini ditandai dengan adanya persaingan yang semakin ketat antara perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang karoseri mobil ini. Bagi PT. Nusa Cendana Harum yang memproduksi karoseri Toyota Kijang dengan sistem Toyota Original Body, akan semakin menuntut perlunya meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya guna menghadapi persaingan dan mempertahankan profitabilitas perusahaan. Untuk menghasilkan jumlah produk secara optimal baik dari segi kuantitas maupun kualitas, maka PT. NCH harus berusaha untuk meningkatkan efisiensi lininya. Karena selama ini yang menjadi pokok permasalahan adalah terjadinya ketidakseimbangan beban kerja pada setiap stasiun kerja di lini trimming sehingga menyebabkan delay pada stasiun kerja dan sudah tentu akan memperkecil kapasitas produksi. Delay yang terjadi menyebabkan adanya antrian dalam stasiun kerja bagi unit-unit kendaraan dan jelas merupakan kerugian berupa ongkos yang harus ditanggung oleh perusahaan. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka perlu untuk memperbaiki sistem pada lini trimming dan sistem antrian yang ada sekarang ini. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan menyeimbangkan lini trimming dengan metode Heuristic Line Balancing dengan tiga metode yaitu Kilbridge-Wester, Helgeson-Birnie dan Region Approach. Namun sebelumnya ditentukan terlebih dahulu waktu baku setiap elemen pekerjaan dan membuat precedence diagram. Selanjutnya melakukan pengujian keseragaman data, kecukupan data dan kenormalan data dari populasi data waktu operasi yang diamati. Metode yang dipilih adalah metode yang memberikan hasil yang paling optimal, yaitu yang memberikan efisiensi lini yang paling tinggi. Setelah penyeimbangan lini telah dilakukan, akan diusulkan sistem antrian yang baru yaitu pengurangan jumlah fasilitas menunggu bagi unit kendaraan yang ada pada setiap stasiun kerja karena adanya pengurangan waktu menunggu dalam antrian dan dalam sistem serta probabilitas terjadinya antrian diperkceil setelah adanya penyeimbangan lini. Pengurangan jumlah fasilitas menunggu ini didasarkan atas perhitungan biaya dimana terjadi penghematan biaya. Namun sebelumnya dilakukan pengujian tingkat kedatangan dan pelayanan dari unit kendaraan yang masuk pada lini trimming serta melakukan uji keseragaman, kecukupan dan kenormalan data. Hasil dari perhitungan dan analisis pemecahan masalah di atas akan memberikan perbaikan dan penghematan yaitu adanya peningkatan efisiensi lini trimming sebesar kurang lebih 15% - 20% dan penghematan biaya antrian sebesar Rp. 21.095,85 per stasiun kerja.
T Today, the assembly manufacturing industry, especially car bodywork, is growing rapidly. This is marked by increasingly fierce competition between companies engaged in this car bodywork sector. For PT. Nusa Cendana Harum, which produces Toyota Kijang bodies with the Toyota Original Body system, it will increasingly demand the need to increase its efficiency and productivity to face competition and maintain the company's profitability. To produce the optimal number of products both in terms of quantity and quality, PT. NCH must strive to improve the efficiency of its line. Because so far, the main problem has been the imbalance of workloads at each work station in the trimming line, causing delays at work stations and of course reducing production capacity. The delays that occur cause queues at work stations for vehicle units and clearly result in losses in the form of costs that must be borne by the company. To overcome these problems, it is necessary to improve the system on the trimming line and the current queuing system. The improvement is done by balancing the trimming line using the Heuristic Line Balancing method with three methods: Kilbridge-Wester, Helgeson-Birnie and Region Approach. However, the standard time for each work element is determined first and a precedence diagram is created. Next, data uniformity, data sufficiency, and data normality are tested from the observed operating time data population. The method chosen is the one that provides the most optimal results, namely the one that provides the highest line efficiency. After line balancing has been carried out, a new queuing system will be proposed, namely reducing the number of waiting facilities for vehicle units at each work station due to the reduction in waiting time in the queue and in the system and the probability of queues being reduced after line balancing. This reduction in the number of waiting facilities is based on cost calculations where cost savings occur. However, previously, tests were carried out on the arrival and service levels of vehicle units entering the trimming line and tests for uniformity, sufficiency, and normality of the data. The results of the calculations and analysis of the problem solving above will provide improvements and savings, namely an increase in trimming line efficiency of approximately 15% - 20% and a savings in queue costs of Rp. 21,095.85 per work station.