Perancangan Museum Batik dengan pendekatan arsitektur industrial di Sagan Yogyakarta
Y Yogyakarta dikenal dengan julukan kota budaya Indonesia, sebab banyak sekalipeninggalan Indonesia yang dipamerkan dan dilestarikan dalam bangunan yangmewadahi peninggalan itu. Untuk menyesuaikan terhadap keunikan dariYogyakarta ini maka diperlukan wadah untuk menjaga dan merawat batik tersebut.Perancangan Museum Batik mengangkat tema Arsitektur Industrial sebagai titiklandasan rancangan, sehingga keutuhan serta kebersamaan menjadi definisi tujuanakhir pencapaian nilai-nilai pada museum ini, bentuk susunan ruang museumterpusat mendeskripsikan antarhubungan masyarakat. Bentuk susuan tersebutdiharapkan mampu menumbuhkan rasa melestarikan, sehingga terciptalah sebuahmuseum dengan pelestarian budaya batik.Dalam menciptakan konsep programatik, diterapkan integrasi teori Katharina H.Anthony (1991) serta Robert G. Hershberger (1991). Berbagai aspek bersumberdari kedua teori tersebut selanjutnya diterapkan menjadi bahan studi presedentipologi, tema serta studi konteks. Temuan riset yakni kriteria perancangan sebagaibahan dasar perumusan konsep programatik serta konsep perancangan. Temuanakhir yakni perubahan berbagai konsep tersebut menjadi katalog skematik desainserta simulasi alternatif desain fisik bangunan.
Y Yogyakarta is one of the cities that is still very thick with Indonesian culture so thatthere are a lot of Indonesian heritage that is exhibited and preserved in the buildingsthat accommodate these relics. To adjust to the uniqueness of Yogyakarta, amuseum is needed to maintain and care for the batik.The design of this Batik Museum carries the theme of Industrial Architecture as thebasic point of the design foundation, so that wholeness and togetherness is the finalgoal in achieving the values contained in this museum, the centered pattern of themuseum space symbolizes the interaction between communities. This kind ofarrangement is expected to foster a sense of preservation, so as to create a museumthat continues to preserve the batik culture.To produce a programmatic concept, integration of Katharina H. Anthony (1991)and Hershberger's theories (1999) was used. The aspects derived from the twotheories are then analyzed and synthesized through typology, themes and contextstudies. The results of studies are design criteria which are used as basic materialsin formulating programmatic and design concepts. The final result is thetransformation of both concepts into schematic design catalogs and simulations ofalternativephysical buildings designs.