P PT. Petrokimia Gresik sebagai salah satu perusahaan pupuk terbesar di Indonesia yang mempunyai andil cukup besar dalam masalah lingkungan hidup terutama masalah kbisingan yang berasal dari suara mesin, yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran dan gangguan komunikasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat paparan kebisingan di Pabrik Pupuk Fosfat PT.Petrokimia Gresik Jawa Timur,untuk mengetahui adanya gangguan serta keluhan yang diderita oleh para pekerja sehingga dapat diketahui sejauh mana terjadinya penurunan daya dengar serta mengetahui kepetuhan pemakaian alat pelindung telinga.Penelitian dilakukan pada Pabrik Pupuk Fosfat II PT.Petrokimia Gresik Jawa Timur pada Unit Grinding dan pada Unit Granulating dengan menggunakan alat Sound Level Meter dan Standar OSHA (Occupation Safety and Health Act). Pengukuran tingkat kebisingan pada unit Grinding ada 4titik sedangkan pada unit Granulating juga ada 4 titik.Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada unit Grinding nilai tertinggi 101,92 dB(A) dan nilai terendah adalah 95,42 dB(A) sedangakan pada unit granulating nilai tertinggi 91,57 dB(A) dan nilai terendah adalah 88,88 dB(A).Dari hasil penyebaran guesioner yang terkumpul berjumlah 102 responden, dapat diketahui 40 responden mengalami gangguan pendengaran, 23 pada unit Grinding dan 17 responden dari unit Granulating dan yang mengalami gangguan komunikasi 10 responden pada unit Grinding dan 7 responden dari Unit Granulating.Pekerja yang mengalami gangguan pendengaran dilakukan tes audiometri sejumlah 40 pekerja.Maka dapat dilihat bahwa tingkat paparan kebisingan pada Unit Grinding melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) menurut OSHA yakni 90 dB(A) dan Kep S1/MEN/1999 untuk pemaparan 8 jam sehari, sedangkan pada Unit Granulating telah melebihi baku mutu berdasarkan Kep/MEN/1999 dan berdasarkan OSHA masih dibawah baku mutu.Dari analisa statistik regresi logistik dengan hubungan gangguan pendengaran dengan bising, umur, masa kerja dan kepatuhan,pada angka multivariat, angka signifikan yang lebih kecil dari 0.005 adalah umur (P=0,027),sedangkan hasil analisa statistik hubungan antara gangguan kumunikasi dengan bising,masa kerja,umur dan kepatuhan dapat diketahui angka signifikan yang lebih kecil dari 0,005 adalah umur (P=0,047).Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan umur.Dari penelitian ini dapat disimpulkan besar resiko pekerja yang berada pada unit Grinding akan mengalami gangguan pendengaran atau nilai OR 1,75 kali lebih besar dibandingkan para pekerja yang bekerja pada unit Granulating. Sedangkan yang mengalami gangguan komunikasi1,61 kali lebih besar dibandingakn pada unit Granulating. Jadi dapat disimpulkan bahwa pekerja yang berada pada unit Grinding memiliki resiko lebih besar mengalami gangguan pendengaran dan gangguan komunikasi dibandingkan pekerja yang berada pada unit Granulating.Maka saran dari peneliti adalah pemeliharaan mesin-mesin produksi,diberikan penghalang antara sumber bising dengan penerima,dilakukan pemindahan tempat kerja dimana memungkinkan dan melekukan tes audiometric.