Perbandingan penggunaan tawas dan poly aluminium chloride untuk menurunkan kadar total suspended solid dalam pengolahan air asam tambang
S Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya kegiatan pertambangan adalah air asam tambang. Apabila air asam tambang dialirkan ke badan sungai dapat mencemari lingkungan dan dapat merusak ekosistem yang ada. Menurut Keputusan Menteri No 113 Tahun 2003 menjelaskan bahwa air asam tambang harus melewati pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat dialirkan ke badan sungai atau perairan. Pada penelitian ini dilakukan treatment atau pengolahan pada air asam tambang yang di ambil dari perusahaan PT. Banjarsari Pribumi dan PT. Batubara Lahat. Akan tetapi penelitian ini dilanjutkan dengan menggunakan dosis 1200,2 ppm yang berada pada PT. Banjarsari pribumi. Penelitian kali ini melakukan treatment secara aktif yaitu dengan menggunakan tawas dan PAC, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari proses reduksi TSS dengan menggunakan tawas dan PAC. Dilakukan pengujian dengan menggunakan tawas dan PAC dengan konsentrasi tawas seberat 0,002 gram, 0,004 gram, dan 0,006 gram. Pada variasi PAC digunakan dosis sebesar 0,005 gram, 0,01 gram, dan 0,02 gram. Pada proses reduksi TSS dengan menggunakan tawas didapatkan hasil optimal dengan menggunakan dosis tawas sebesar 0,004 gram sedangkan pada PAC digunakan dosis sebesar 0,01 gram. Dilakukan berbagai macam variasi antara lain : variasi waktu pengadukan, variasi pH, dan varisi suhu pada kedua jenis koagulan. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium dengan menggunakan metode jar test. Pada pengujian dosis awal dilakukan pengadukan dengan alat Shaker Incubator dan kecepatan 100 rpm dengan suhu 30°C dan dengan waktu 10 menit. Setelah dilakukan pengujian dosis dilanjutkan dengan pengujian variasi waktu pengadukan dimana waktu optimal yang didapat untuk koagulan tawas sebesar 7 menit dan pada PAC sebesar 12 menit penurunan TSS paling besar terdapat pada PAC karena waktu pengadukan yang lama yang menyebabkan waktu kontak antara PAC dengan partikel semakin lama dan membantu terjadinya flok – flok. Pada pengujian selanjutnya dilakukan variasi pH dimana koagulan tawas dapat bekerja optimal pada pH 3 sedangkan pada PAC pada pH 5, pada variasi pH hasil reduksi TSS paling optimal ditunjukkan pada tawas dimana mampu mereduksi TSS hingga 40 ppm, sedangkan PAC hanya mampu mereduksi hingga 67,5 ppm. Selanjutnya dilanjutkan dengan variasi suhu dengan kemampuan tawas yang mampu mereduksi paling optimal pada suhu 35°C sedangkan pada PAC pada suhu 25 °C. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan koagulan tawas sebagai pereduksi TSS lebih di unggulkan karena dosis tawas yang digunakan lebih kecil namun mampu mereduksi TSS dengan jumlah yang besar dan penggunaan PAC yang lebih sulit karena kurang mampu bertahan pada suhu ruangan berbeda dengan tawas yang mampu bertahan pada suhu ruangan. Baik penggunaan tawas maupun PAC dapat meningkatkan kadar pH.
O One of the impacts that can arise from mining activities is acid mine drainage. If acid mine drainage is released into river bodies without prior treatment, it will cause prolonged environmental damage. According to Ministerial Decree No. 113 of 2003, it is explained that acid mine water must go through processing first before it can be channeled into rivers or water bodies. In this research, acid mine water taken from the company PT. Banjarsari Pribumi and PT. Batubara Lahat. However, this research was continued using a dose of 1200.2 ppm at PT. Banjarsari Pribumi. This research carried out active treatment, namely by using alum and PAC. This research aims to determine the effect of the TSS reduction process using alum and PAC. Tests were carried out using alum and PAC with alum concentrations weighing 0.002 grams, 0.004 grams and 0.006 grams. In the PAC variation, doses of 0.005 grams, 0.01 grams and 0.02 grams are used. In the TSS reduction process using alum, optimal results were obtained using an alum dose of 0.004 grams, while in PAC a dose of 0.01 grams was used. Various variations were carried out, including: variations in stirring time, variations in pH, and variations in temperature for both types of coagulants. This research was carried out on a laboratory scale using the jar test method. In the initial dose test, stirring was carried out using a Shaker Incubator at a speed of 100 rpm with a temperature of 30°C and a time of 10 minutes. After testing the dose, it was continued with testing variations in stirring time where the optimal time obtained for alum coagulant was 7 minutes and for PAC it was 12 minutes. The decrease in TSS was greatest in PAC because the stirring time was long which caused the contact time between PAC and the particles to be longer and helps the formation of flocs. In the next test, pH variations were carried out, where the alum coagulant could work optimally at pH 3, while for PAC at pH 5, at pH variations, the most optimal TSS reduction results were shown in alum, which was able to reduce TSS up to 40 ppm, while PAC was only able to reduce it up to 67.5. ppm. Next, it was continued with temperature variations with the ability of alum which was able to reduce optimally at a temperature of 35°C while in PAC it was at a temperature of 25°C. From the results of this study it can be concluded that the use of alum coagulant as a TSS reducer is superior because the alum dose used is smaller but is able to reduce TSS in large amounts and the use of PAC is more difficult because it is less able to survive at room temperature in contrast to alum which is able to survive. at room temperature. Both the use of alum and PAC can increase pH levels.