DETAIL KOLEKSI

Analisis getaran peledakan penambangan emas di pit kopra pt tambang tondano nusajaya sulawesi utara


Oleh : Stephen H. Sawaki

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2025

Pembimbing 1 : Pantjanita Novi Hartami

Pembimbing 2 : Yuga Maulana

Kata Kunci : Ground Vibration, Mine Blasting, Maximum Acceleration

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2025_SK_STT_073001800059_Halaman-Judul.pdf
2. 2025_SK_STT_073001800059_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf 1
3. 2025_SK_STT_073001800059_Surat-Hasil-Similaritas.pdf 1
4. 2025_SK_STT_073001800059_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf 1
5. 2025_SK_STT_073001800059_Lembar-Pengesahan.pdf 1
6. 2025_SK_STT_073001800059_Pernyataan-Orisinalitas.pdf 1
7. 2025_SK_STT_073001800059_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf 1
8. 2025_SK_STT_073001800059_Bab-1.pdf 4
9. 2025_SK_STT_073001800059_Bab-2.pdf
10. 2025_SK_STT_073001800059_Bab-3.pdf
11. 2025_SK_STT_073001800059_Bab-4.pdf
12. 2025_SK_STT_073001800059_Bab-5.pdf
13. 2025_SK_STT_073001800059_Daftar-Pustaka.pdf 2
14. 2025_SK_STT_073001800059_Lampiran.pdf

K Kegiatan peledakan adalah salah satu proses yang dibutuhkan dalam industri pertambangan, khususnya pada proses pemberaian atau pengecilan ukuran massa batuan yang keras dan besar. pt tambang tondano nusajaya (ttn) adalah salah satu perusahaan yang menggunakan proses peledakan untuk memberai massa batuan. namun, salah satu dampak yang tidak dapat terhindarkan dari kegiatan tersebut adalah getaran tanah yang dapat mempengaruhi kestabilan lereng. pt ttn memiliki standar angka ppa yang telah ditentukan oleh perusahaan yaitu 0,13 g. oleh karena itu apabila getaran ini melampaui ambang batas tingkat getaran, maka akan berdapak buruk bagi lingkungan sekitar. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara getaran tanah akibat peledakan terhadap angka ppa 0,13 g dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. data yang digunakan berasal dari hasil pengukuran getaran tanah yang dilakukan di pit kopra dengan menggunakan alat perekam getaran tanah yaitu micromate. parameter utama yang dianalisis adalah geometri peledakan, peak particle velocity (ppv) percepatan partikel puncak (ppa) dalam satuan mm/s², percepatan maksimum (amaks) dalam satuan g. proses pengolahan data dimulai dari pengambilan nilai peak particle velocity (ppv) dan peak particle accceleration (ppa) dari alat pengukur getaran micromate, yang kemudian diturunkan terhadap waktu untuk mendapatkan nilai percepatan (amaks). nilai amaks yang diperoleh ini selanjutnya dijadikan sebagai input dalam hasil pengukuran di lokasi penelitian, yakni pit kopra, menunjukkan bahwa nilai amaks sebesar 0,059 g masih berada dalam batas aman. dari hasil analisis regresi diperoleh konstanta k sebesar 0,8732 dan eksponen a sebesar -0,756. nilai ini menunjukkan bahwa ppa berkurang secara signifikan seiring dengan bertambahnya jarak dari lokasi peledakan ke titik pengukuran getaran, hal tersebut sesuai dengan prinsip bahwa energi getaran mengalami pelemahan seiring jarak. selain jarak, parameter yang memengaruhi besar kecilnya nilai ppa adalah: jumlah bahan peledak per delay, dimana semakin besar jumlah bahan peledak, maka energi getaran yang dihasilkan juga semakin besar dan kondisi geologi setempat, sepertijenis batuan, tingkat rekahan, serta keberadaan zona lemah, yang dapat mempercepat atau menghambat rambatan gelombang getaran. dengan mempertimbangkan ketiga parameter tersebut, penelitian ini menegaskan bahwa pengelolaan getaran peledakan secara tepat dan terukur sangat penting dalam mendukung kestabilan lereng jangka panjang. strategi pencegahan yang dapat diterapkan mencakup optimalisasi geometri peledakan, pemilihan bahan peledak yang sesuai, serta penempatan sistem monitoring getaran yang representatif. hasil penelitian ini menunjukan bahwa getaran hasil peledakan tidak berpengaruh bagi lingkungan sekitar karena nilai percepatan getaran tidak melewati standar batas nilai 0,13 g yang telah ditentukan oleh perusahaan.

B Blasting is a necessary process in the mining industry, particularly in the process of breaking down or reducing the size of hard and large rock masses. pt tambang tondano nusajaya (ttn) is one of the companies that uses the blasting process to break up rock masses. however, one of the unavoidable impacts of this activity is ground vibrations that can affect slope stability. pt ttn has a standard ppa number that has been determined by the company, namely 0.13 g. therefore, if this vibration exceeds the threshold level of vibration, it will have a negative impact on the surrounding environment. this study aims to analyze the relationship between ground vibrations due to blasting and the ppa number of 0.13 g using quantitative analysis methods. the data used comes from the results of ground vibration measurements carried out at the copra pit using a ground vibration recording device, namely micromate. the main parameters analyzed are blasting geometry, peak particle velocity (ppv), peak particle acceleration (ppa) in mm/s², maximum acceleration (amaks) in g. the data processing process begins with taking the peak particle velocity (ppv) and peak particle acceleration (ppa) values from the micromate vibration measuring instrument, which are then reduced over time to obtain the acceleration value (amaks). the obtained amaks value is then used as input in the measurement results at the research location, namely the kopra pit, show that the amaks value of 0.059 g is still within safe limits. from the results of the regression analysis, the constant k is 0,8732 and the exponent a is -0,756. this value indicates that the ppa decreases significantly as the distance from the blasting location to the vibration measurement point increases, this is in accordance with the principle that vibration energy weakens with distance. inaddition to distance, parameters that influence the size of the ppa value are: the amount of explosives per delay, where the greater the amount of explosives, the greater the vibration energy produced and local geological conditions, such as rock type, fracture level, and the presence of weak zones, which can accelerate or inhibit the propagation of vibration waves. taking these three parameters into account, this study confirms that precise and measurable blasting vibration management is crucial for supporting long-term slope stability. implemented preventive strategies include optimizing blasting geometry, selecting appropriate explosives, and deploying a representative vibration monitoring system. the results of this study indicate that the vibrations resulting from the blasting do not affect the surrounding environment because the vibration acceleration value does not exceed the standard limit value of 0.13 g determined by the company.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?