Studi komparasi pengaturan mediasi perdata antara indonesia dengan korea selatan
Penerbit : FH - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2025
Pembimbing 1 : Ning Adiasih
Kata Kunci : Mediation, Comparative Civil Procedure, Indonesia, South Korea
Status Posting : Published
Status : Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2025_SK_SHK_010002100488_Halaman-Judul.pdf | 10 | |
2. | 2025_SK_SHK_010002100488_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf | 1 | |
3. | 2025_SK_SHK_010002100488_Surat-Hasil-Similaritas.pdf | 1 | |
4. | 2025_SK_SHK_010002100488_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf | 1 | |
5. | 2025_SK_SHK_010002100488_Lembar-Pengesahan.pdf | 1 | |
6. | 2025_SK_SHK_010002100488_Pernyataan-Orisinalitas.pdf | 1 | |
7. | 2025_SK_SHK_010002100488_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf | 2 | |
8. | 2025_SK_SHK_010002100488_Bab-1.pdf | 14 | |
9. | 2025_SK_SHK_010002100488_Bab-2.pdf |
|
|
10. | 2025_SK_SHK_010002100488_Bab-3.pdf |
|
|
11. | 2025_SK_SHK_010002100488_Bab-4.pdf |
|
|
12. | 2025_SK_SHK_010002100488_Bab-5.pdf | 2 | |
13. | 2025_SK_SHK_010002100488_Daftar-Pustaka.pdf | 5 | |
14. | 2025_SK_SHK_010002100488_Lampiran.pdf |
|
M Mediasi merupakan bentuk penyelesaian sengketa melaluiperundingan dengan bantuan mediator netral yang tidak memihak,menawarkan proses efisien dan berbiaya rendah sebagai alternatifdari litigasi konvensional. mediasi di indonesia diatur oleh uu no.30/199 dan perma no. 1/2016 sedangkan korea selatan diatur olehcivil conciliation act dan civil procedure act. penelitian inimerumuskan dua masalah yaitu bagaimana persamaan danperbedaan pengaturan mediasi di indonesia dan korea selatan, sertaapa kelemahan dan kelebihan masing-masing pengaturan mediasi dikedua negara. penelitian ini menggunakan metode yuridis normatifdengan pendekatan perbandingan hukum, dan sifatnya deskriptif-analitis. hasil penelitian ditemukan bahwa persamaannya adalahkedua negara tersebut mengatur mediasi sebagai alternatifpenyelesaian sengketa dan perbedaannya korea selatan tidakmewajibkan mediasi sebagai upaya awal dalam penyelesaiansengketa perdata. kelebihan pengaturan mediasi perdata indonesiaadalah memiliki landasan hukum yang kuat, biaya ringan, danprosedur cepat, namun kelemahannya efektifitas masih rendah, sertabudaya kompromi masyarakat yang belum berkembang, selanjutnyapenelitian menunjukkan bahwa sistem mediasi korea selatan lebihefektif karena didukung kualitas mediator yang baik, kesadaran hukummasyarakat yang tinggi, serta struktur kelembagaan yang kuat danfleksibel, sementara indonesia masih menghadapi tantangan dalamaspek kelembagaan.
M Mediation is a form of dispute resolution conducted through negotiation with the assistance of a neutral and impartial mediator, offering an efficient and low-cost process as an alternative to conventional litigation. in indonesia, mediation is regulated by law no. 30 of 1999 and supreme court regulation (perma) no. 1 of 2016, while in south korea, it is governed by the civil conciliation act and the civil procedure act. this study addresses two main issues: the similarities and differences in the regulation of mediation between indonesia and south korea, as well as the strengths and weaknesses of each country\\\'s mediation framework. using a normative juridical method with a comparative legal approach and descriptive-analytical character, the research reveals that both countries recognize mediation as an alternative dispute resolution mechanism. however, a key difference lies in the fact that south korea does not require mediation as a mandatory preliminary step in civil cases, whereas in indonesia, it is compulsory prior to the main court hearing. indonesia’s mediation system has the advantages of a strong legal foundation, low cost, and expedited procedures, but it also faces challenges such as low effectiveness, underdeveloped compromise culture within society, and institutional limitations. conversely, south korea’s mediation system is considered more effective due to the presence of well-qualified mediators, a high level of legal awareness among its citizens, and a robust and flexible institutional framework. nonetheless, indonesia still struggles with institutional aspects that hinder the optimal implementation of mediation.