Hubungan pola makan dengan depresi dan status gizi pada lansia
L LATAR BELAKANG Seiring bertambahnya jumlah penduduk usia lanjut, masalah yang menyertai karakteristik individu lansia juga meningkat, salah satunya ialah depresi. Depresi merupakan gangguan jiwa yang paling umum dan sering dialami oleh lansia. Prevalensi depresi lansia di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan dua negara lain di Asia yaitu 33,8%. Selain gangguan jiwa, lansia juga mengalami resiko pola makan yang tidak seimbang dan status gizi yang buruk. Oleh karena perlunya pola makan yang seimbang dan tingginya prevalensi depresi pada lansia di Indonesia serta pentingnya status gizi bagi kesehatan lansia, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dengan depresi dan status gizi pada lansia di Pusat Santunan Keluarga. METODE Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross sectional dari bulan November hingga Desember 2015 di dua lokasi Pusat Santunan Keluarga di Jakarta Timur. Sampel dipilih dengan metode consecutive non-random sampling sebanyak 51 subyek. Lansia yang hadir diberi penjelasan mengenai penelitian sebelum mengikuti proses wawancara dan pengukuran oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pola makan (FFQ) dan depresi (GDS-SF). Mengukur status gizi dengan menghitung IMT menggunakan timbangan berat badan digital dan alat ukur tinggi badan. Untuk melihat hubungan depresi dengan pola makan dan status gizi digunakan uji Fisher. HASIL Hasil uji analisis menyatakan tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan depresi (p=0,258) dan tidak terdapat juga hubungan antara pola makan dengan status gizi pada lansia (p=0,923). KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pola makan dengan depresi dan status gizi pada lansia di Pusat Santunan Keluarga.
B BACKGROUND As the number of elderly keep growing, their problems also, one of notable is depression. Depression is the most common mental disorders and is often experienced by the elderly. The prevalence of elderly depression in Indonesia is 33.8%, larger than the two other countries in Asia. Besides mental disorder, elderly are also at risk of unbalanced diet and poor nutrional status. Because of the need for a balanced eating pattern, high prevalence of elderly depression in Indonesia and the importance of nutritional status on ederly health, the study is aimed to find out whether eating pattern has a relationship with depression and nutritional status. METHOD This research is an observational analytic study with cross sectional design held between November to December 2015 at the Family Charity Center. 51 subject were selected with consecutive non-random sampling method. Elderly people who attended were given an explanation about the research before being interviewed and measured. Data collected by using questionnaires of depression (GDS-SF) and eating pattern (FFQ). Measuring the nutritional status by calculating the BMI using a digital weight scales and height measuring devices. The study used Fisher test to study the relationship of eating pattern with depression and nutritional status in elderly. RESULTS This study shows that there is no relationship of eating pattern with depression (p = 0,258) as well as nutritional status (p = 0,923) of elderly. CONCLUSION This study concludes that there is no correlation of eating pattern with depression and elderly nutritional status in the Family Charity Center.