Hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini pada wanita usia 17-25 tahun
M Masyarakat nasional dan internasional semakin menyadari pernikahan dini sebagai masalah serius. Berdasarkan data WHO, sekitar 16 juta perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya dan merupakan salah satu penyebab utama kematian anak perempuan usia 15-19 tahun di seluruh dunia. Sembilan puluh lima persen dari kelahiran terjadi di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Perkiraan data internasional terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 60 juta wanita usia 20-24 menikah sebelum mereka mencapai usia18 tahun. Berdasarkan data BKKBN, Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda tinggi di dunia. Indonesia menempati posisi 37 didunia. Menurut data Depkes Sulawesi Tenggara menempati posisi ke enam di Indonesia dengan prevalensi sebesar 6,76%.METODEPenelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah repsonden 85 orang yangberada di Poli KIA, Puskesmas Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Data kuantitatif yang digunakan adalah data primer yang didapatkan dari pengisian kuesioner oleh repsonden. Analisis data menggunakan program SPSS for Windows versi 20.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05.HASILHasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan menikah dini dengan menggunakan uji Chi-Square, menghasilkan nilai-p sebesar 0.01. Nilai tersebut adalah kecil dibandingkan dengan tingkat kemaknann 5% (p<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dan menikah diniKESIMPULANTerdapat hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan menikah dini (p=0.01). Persentase pernikahan dini dan tidak menikah dini pada penelitian ini adalah sebesar 48.24% dan 51.76%. Persentase tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah 2.35% untuk kategori tingkat pengetahuan yang baik, 60% untuk kategori tingkat pengetahuan sedang, dan 37.65% untuk tingkat pengetahuan kurang.
N National and international community have been more aware of early marriage as a serious problem. Based on WHO data, about 16 million women aged 15-19 give birth each year and is one of the main causes of child mortality in women aged 15-19 worldwide. Ninety- five percent of births occur in developing countries, including Indonesia. Estimates of the latest international data show that more than 60 million women aged 20-24 were married before they reached 18 years of age. Based on data from the BKKBN, Indonesia is among countries with a high percentage of young age marriage in the world. Indonesia ranks 37th in the world. According to data from the Ministry of Health of Southeast Sulawesi took sixth place in Indonesia with prevalension of 6.76 %.METHODThis research is an analytic study with cross sectional approach with number 85 that is located in Poli KIA, Pasir Putih subdistrict health center, Muna, Southeast Sulawesi. Quantitative data used is primary data obtained from the questionnaires by repsonden. Data analysis using SPSS for Windows version 20.0 and the significance level used as 0.05RESULTSResults of analysis of the relationship between the level of knowledge about reproductive health and early marriage by using Chi - Square test , produce a p-value of 0.01. This value is small compared with kemaknaan rate of 5% ( p <0.05), so it can be concluded that there is a relationship between the level of knowledge of reproductive health and early marriageCONCLUSIONThere is a relationship between the level of knowledge about reproductive health and early marriage ( p = 0.01). The percentage of early marriage and normal age of marriage in this study amounted to 48.24 % and 51.76 %. The percentage of the level of knowledge about reproductive health is 2,35 % to the category of good level of knowledge, 60 % to the category of medium-level knowledge, and 37.65 % to the level of lack of knowledge.