Fenomena keengganan menikah generasi x di bantargebang dalam perspektif hukum islam di indonesia
Penerbit : FH - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2025
Pembimbing 1 : Wahyuni Retnowulandari
Kata Kunci : Marital Reluctance, X Generation, Islamic Law
Status Posting : Published
Status : Lengkap
| No. | Nama File | Hal. | Link |
|---|---|---|---|
| 1. | 2025_SK_SHK_010002100136_Halaman-Judul.pdf | ||
| 2. | 2025_SK_SHK_010002100136_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf | 1 | |
| 3. | 2025_SK_SHK_010002100136_Surat-Hasil-Similaritas.pdf | 1 | |
| 4. | 2025_SK_SHK_010002100136_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf | 1 | |
| 5. | 2025_SK_SHK_010002100136_Lembar-Pengesahan.pdf | 1 | |
| 6. | 2025_SK_SHK_010002100136_Pernyataan-Orisinalitas.pdf | 1 | |
| 7. | 2025_SK_SHK_010002100136_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf | 1 | |
| 8. | 2025_SK_SHK_010002100136_Bab-1.pdf | 20 | |
| 9. | 2025_SK_SHK_010002100136_Bab-2.pdf |
|
|
| 10. | 2025_SK_SHK_010002100136_Bab-3.pdf |
|
|
| 11. | 2025_SK_SHK_010002100136_Bab-4.pdf |
|
|
| 12. | 2025_SK_SHK_010002100136_Bab-5.pdf | ||
| 13. | 2025_SK_SHK_010002100136_Daftar-Pustaka.pdf | 5 | |
| 14. | 2025_SK_SHK_010002100136_Lampiran.pdf |
|
F Fenomena keengganan menikah di kalangan generasi x kini menjadi sorotan serius dalam masyarakat yang khususnya di wilayah kecamatan bantargebang, kota bekasi. padahal, islam memandang pernikahan sebagai ibadah yang sangat dianjurkan. akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa banyak individu usia dewasa memilih untuk tidak menikah. penelitian ini di latar belakangi oleh kecenderungan meningkatnya jumlah generasi x yang enggan menikah meskipun telah memasuki usia ideal dengan berbagai alasan sosial, ekonomi, maupun psikologis. penelitian ini memiliki rumusan masakah: 1) bagaimana pengaturan hukum islam terkait keengganan menikah? 2) apa saja faktor penyebab yang melatarbelakangi keengganan menikah pada generasi x di kecamatan bantargebang?. metode yang digunakan adalah pendekatan sosio-legal dan bersifat deskriptif. data diperoleh dari data primer melalui wawancara mendalam terhadap tujuh informan yang enggan menikah pada generasi x dan data sekunder melalui studi kepustakaan. penarikan kesimpulan dengan metode induktif dan dikaitkan dengan perspektif hukum islam. penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor utama penyebab keengganan menikah adalah ketidak stabilan ekonomi, trauma masa lalu, kenyamanan hidup sendiri, serta prioritas terhadap pendidikan dan karier. dalam perspektif hukum islam, menikah memiliki hukum yang fleksibel – bisa wajib, sunnah, mubah, makruh, bahkan haram tergantung kondisi. islam tidak memaksa menikah, namun memberikan anjuran serta kemuliaan bagi yang menunaikannya. keenganan menikah pada generasi x merupakan hasil dari kombinasi faktor internal dan eksternal yang kompleks. islam tidak melarang tidak menikah, tetapi tetap menjadikan pernikahan sebagai sarana ibadah dan membangun ketenteraman jiwa.
T This phenomenon of reluctance among x generation is now a serious reflection of society especially in the region of the bulbous capital of bekasi. islam, however, views marriage as highly promoted worship. however, the facts show that many adult individuals choose not to marry. the study is on the background by the tendency to increase the number of x generations who are reluctant to marry despite having reached an ideal age for social, economic, and psychological reasons. the study has a common formula: 1) how does the setting of islamic law involve uncourtship? 2) what are some of the factors that cause a background of unmarriage to an x generation in the sub-district? the method used is a socio-legal and descriptive approach. data obtained from primary data through deep interviews of seven reluctant informants in the x generation and secondary data through literature studies. a deduction of inductive methods and linked with a perspective on islamic law. the study suggests that the main factors underlying marital dissolution are economic instability, past trauma, personal convenience of life, and priority in education and career. in the perspective of islamic law, marriage has flexible laws-it can be compulsory, sunnah, mubah, makruh, even illegitimate, depending on the condition. islam does not force marriage, but provides encouragement and glory for its implementation. the attachment to marriage in the x generation results from a complex combination of internal and external factors. islam does not forbid not marrying, but still makes marriage a means of worship and builds the tranquillity of the soul.