DETAIL KOLEKSI

Perancangan transit hub dengan pendekatan adaptive reuse dan kontekstual pada stasiun semarang tawang,jawa tengah


Oleh : Sarla Arlita Krisandini

Info Katalog

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2025

Pembimbing 1 : Lucia Helly Purwaningsih

Pembimbing 2 : Etty Retnowati Kridarso

Subyek : Railroad stations - Designs and plans;Public spaces

Kata Kunci : Transit Hub, Adaptive Reuse, Contextual Architecture, Tawang Station

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2025_SK_SAR_052002100045_Halaman-Judul.pdf 10
2. 2025_SK_SAR_052002100045_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf 1
3. 2025_SK_SAR_052002100045_Surat-Hasil-Similaritas.pdf 1
4. 2025_SK_SAR_052002100045_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf 1
5. 2025_SK_SAR_052002100045_Lembar-Pengesahan.pdf 1
6. 2025_SK_SAR_052002100045_Pernyataan-Orisinalitas.pdf 1
7. 2025_SK_SAR_052002100045_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf 1
8. 2025_SK_SAR_052002100045_Bab-1.pdf 6
9. 2025_SK_SAR_052002100045_Bab-2.pdf 25
10. 2025_SK_SAR_052002100045_Bab-3.pdf 7
11. 2025_SK_SAR_052002100045_Bab-4.pdf 21
12. 2025_SK_SAR_052002100045_Bab-5.pdf 19
13. 2025_SK_SAR_052002100045_Daftar-Pustaka.pdf 2
14. 2025_SK_SAR_052002100045_Lampiran.pdf 22

S Semarang merupakan ibu kota provinsi jawa tengah dengan jumlah penduduk sekitar 1,7 juta jiwa. tingginya mobilitas masyarakat di kawasan perkotaan mendorong kebutuhan akan sarana transportasi umum yang andal dan terintegrasi. di negara-negara maju, transportasi umum menjadi pilihan utama masyarakat untuk mobilitas sehari-hari, sementara kendaraan pribadi lebih sering digunakan 9untuk perjalanan jauh atau keperluan rekreasi. saat ini, kota-kota besar di indonesia, termasuk semarang, diperlukan sistem transportasi yang mampu mengimbangi kompleksitas pergerakan masyarakatnya.stasiun semarang tawang memiliki peran penting sebagai simpul transportasi nasional dengan tingkat aktivitas yang tinggi. namun, kondisi eksistingnya belum sepenuhnya mampu mengakomodasi lonjakan jumlah penumpang dan kebutuhan integrasi antar moda. oleh karena itu, dibutuhkan sebuah bangunan transit hub yang tidak hanya dapat menampung kapasitas pengguna, tetapi juga mampu menjadi daya tarik wisatawan serta mendukung pergerakan transportasi efisien.perancangan transit hub ini mengusung pendekatan adaptive reuse dan arsitektur kontekstual, pendekatan adaptive reuse dimana pelestarian bangunan utama sebagai warisan budaya yang di fungsikan kembali sebagai ruang tunggu, galeri sejarah transportasi semarang dan tenant pendukung sehingga memberikan tambahan pengalaman pengguna lebih kontekstual dan edukatif. pada fasad stasiun tawang memanfaatkan struktur eksisting sebagai elemen utama, termasuk pelestarian fasad kolonial dan ruang bersejarah. pada pengembangan kawasan sebagai moda perpindahan transportasi yang dirancang sebagai area transit terintegrasi, ruang publik, koridor pedestrian yang mengintegrasikan antar bangunan dan fasilitas wisata. terdapat juga bangunan yang di jadikan hotel transit dan penginapan kapsul yang dapat mendukung pengembangan kawasan.pendekatan kontekstual diterapkan pada desain melalui penggunaan elemen material yang selaras dengan bangunan lama yaitu pada atap mengunakan genteng, pada fasad terdapat unsur bata, pemilihan warna yang selaras, dan tinggi bangunan tidak melebihi bangunan cagar budaya. pada fasad bangunan juga menggunaan kaca dan permainan bentuk half circle menjadi ciri khas bangunan di kota lama sesuai dengan konteks lingkungan sekitar.kata kunci: transit hub, adaptive reuse, arsitektur kontekstual, stasiun tawang.

S Semarang is the capital of central java province with a population of approximately 1.7 million. the high mobility of people in urban areas drives the need for reliable and integrated public transportation. in developed countries, public transportation is the primary choice for daily travel, while private vehicles are more frequently used for long-distance travel or recreational purposes. currently, major cities in indonesia, including semarang, require transportation systems that can keep pace with the complexity of their commutes.semarang tawang station plays a crucial role as a national transportation hub with high levels of activity. however, its existing condition is not yet fully capable of accommodating the surge in passenger numbers and the need for intermodal integration. therefore, a transit hub building is needed that can not only accommodate the capacity of users but also attract tourists and support efficient transportation.the transit hub design embraces an adaptive reuse and contextual architecture approach. this adaptive reuse approach preserves the main building as a cultural heritage site and repurposes it as a waiting room, a gallery of semarang\\\'s transportation history, and supporting tenants, providing a more contextual and educational user experience. the tawang station facade utilizes the existing structure as a key element, including the preservation of the colonial facade and historic spaces. the area\\\'s development as a transportation hub is designed as an integrated transit area, public space, and pedestrian corridor that integrates buildings and tourist facilities. some buildings are also being converted into transit hotels and capsule accommodations, supporting the area\\\'s development.a contextual approach is applied to the design through the use of material elements that align with the existing buildings: tile roofs, brick elements on the facade, harmonious color choices, and a height that does not exceed the designated cultural heritage building. the facade also incorporates glass and a play on half-circle shapes, a characteristic feature of the old city, in keeping with the surrounding context.keywords: transit hub, adaptive reuse, contextual architecture, tawang station

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?