P Penurunan produksi minyak yang berkelanjutan di indonesia sebagian besar disebabkan oleh usia sumur yang telah melewati masa produksi optimal. untuk mengatasi kondisi ini, salah satu metode yang dipilih adalah enhanced oil recovery (eor) melalui injeksi surfaktan, yang bertujuan mengembalikan performa produksi minyak. dalam penelitian ini, efektivitas penggunaan surfaktan methyl ester sulfonate (mes) berbahan dasar kelapa sawit dievaluasi sebagai alternatif yang ramah lingkungan. tujuan utama dari penerapan surfaktan adalah menurunkan tegangan antarmuka (interfacial tension/ift) antara air dan minyak, sehingga tekanan kapiler pada pori-pori sempit batuan reservoir dapat diminimalkan. pengujian laboratorium dilakukan dengan menggunakan larutan brine bersalinitas 5.000 ppm pada suhu 60℃ dan variasi konsentrasi surfaktan mes sebesar 0,5%; 0,75%; 1%; 1,25%; 1,5%; 1,75%; dan 2%. hasil pengujian kestabilan larutan (aqueous stability) menunjukkan bahwa larutan surfaktan tetap stabil dalam kondisi tersebut. setiap larutan kemudian dicampurkan dengan minyak ringan 39° api menggunakan metode pipet tube untuk mengamati pembentukan emulsi fase tengah. emulsi terbaik terbentuk pada konsentrasi 1,5%, menghasilkan volume fase tengah sebesar 0,3 ml atau 2,5% dari total campuran. pada konsentrasi yang sama, nilai ift tercatat sebesar 0,823 dyne/cm, menunjukkan efektivitas surfaktan dalam menurunkan tegangan antarmuka. uji imbibisi selanjutnya menunjukkan nilai recovery factor (rf) sebesar 68,9%, yang menunjukkan peningkatan perolehan minyak yang signifikan. hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa surfaktan mes dari kelapa sawit tidak hanya mampu mempertahankan kestabilan larutan dalam air formasi selama lebih dari dua minggu, tetapi juga efektif dalam meningkatkan perolehan minyak melalui mekanisme imbibisi.